Jakarta - Utang pemerintah yang saat ini tembus Rp 4.000 triliun dianggap belum sepenuhnya tercatat secara keseluruhan. Utang pemerintah diproyeksikan tembus Rp 7.000 triliun jika dihitung dari utang pemerintah dan swasta.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan total utang pemerintah Indonesia yang sebesar Rp 4.034,8 triliun belum termasuk dengan utang swasta dan BUMN.
Menurut Enny di kantor Indef, Jakarta, Rabu (21/3/2018). Utang pemerintah biasanya digunakan untuk membiayai defisit anggaran, dan utang swasta dilakukan oleh korporasi swasta dan BUMN.
Data yang disampaikan Enny berbeda dengan yang dicatat Bank Indonesia (BI)
Jika melihat utang luar negeri (ULN) dari sektor swasta periode Januari 2018 tercatat US$ 174,2 miliar atau tumbuh dibandingkan periode Desember 2017 US$ 172,3 miliar. Total ULN swasta per Januari 2018 itu setara dengan Rp 2.349 triliun (kurs Rp 13.500)
Sedangkan pencatatan BI mengenai utang luar negeri pemerintah sama seperti yang dicatatkan oleh pemerintah, yakni sesuai pada struktur utang yang mencapai Rp 4.034,8 triliun per Februari 2018.
➧Pendapat saya menurut artikel diatas : menurut beberapa sumber utang Indonesia berbeda-beda. Hal ini diperlukan penyelarasan atau pencocokan sehingga adanya kepastian berapa utang Indonesia saat ini. Jika kita mengambil kesimpulan utang Indonesia adalah sebesar lebih dari Rp 7.000 triliun. Utang Indonesia makin hari makin bertambah dikarenakan kurangnya pengawasan dan kewaspadaan terhadap pengelolaan utang.
Menurut salah seorang utang Indonesia bertambah karena adanya pembangunan infrastruktur. Pemerintah ingin segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur tersebut. Ini bisa menjelaskan mengapa utang Indonesia bisa melonjak tinggi bersamaan dengan naiknya kurs rupiah terhadap dollar AS. Utang boleh-boleh saja asalkan dikelola secara hati-hati dan digunakan untuk hal yang produktif dan perlu adanya pengawasan yang ketat sehingga utang tersebut tidak disalah gunakan.
Menurut salah seorang utang Indonesia bertambah karena adanya pembangunan infrastruktur. Pemerintah ingin segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur tersebut. Ini bisa menjelaskan mengapa utang Indonesia bisa melonjak tinggi bersamaan dengan naiknya kurs rupiah terhadap dollar AS. Utang boleh-boleh saja asalkan dikelola secara hati-hati dan digunakan untuk hal yang produktif dan perlu adanya pengawasan yang ketat sehingga utang tersebut tidak disalah gunakan.